Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 10 Tokoh Bangsa Telah dibuka Grace Cafe dan Resto di Jalan Kemang X Jakarta Selatan Toko Obat Mutiara Sakti, ITC Permata Hijau Jakarta Selatan

Rambu Solo, Upacara Pemakaman Termahal di Dunia dari Tanah Toraja

- Selasa, 30/09/2025
Rambu Solo, Upacara Pemakaman Termahal di Dunia dari Tanah Toraja
Rambu Solo, upacara pemakaman adat Toraja ( dok Michael Liu)

Toraja, Sulawesi Selatan — Indonesia kembali memperlihatkan kekayaan budayanya melalui salah satu tradisi unik yang mendunia: Rambu Solo, upacara pemakaman adat Toraja yang dikenal sebagai salah satu prosesi pemakaman termahal di dunia.

Dalam rangkaian prosesi yang berlangsung di Desa Suluar, Toraja Utara, ribuan warga lokal dan wisatawan mancanegara berkumpul untuk menyaksikan ritual sakral ini. Suasana penuh khidmat berpadu dengan kegembiraan gotong royong masyarakat yang saling membantu dalam setiap tahap acara.

Upacara Rambu Solo bukan hanya sekadar prosesi pemakaman, tetapi simbol status sosial dan penghormatan terakhir bagi keluarga yang ditinggalkan. Tak tanggung-tanggung, dalam satu rangkaian acara, bisa dikorbankan puluhan babi serta belasan hingga puluhan kerbau. Salah satu jenis kerbau paling istimewa, yaitu kerbau albino atau tedong saleko, dapat mencapai harga fantastis Rp600 hingga Rp800 juta per ekor.

Kerbau-kerbau yang dikorbankan dianggap sebagai hewan sakral yang akan mengantar arwah menuju alam baka. Sementara itu, babi yang dipotong digunakan untuk menjamu tamu dan keluarga besar yang hadir. Setiap tanduk kerbau yang dipajang di depan rumah adat tongkonan menjadi simbol berapa banyak upacara Rambu Solo pernah digelar oleh keluarga tersebut, sekaligus menandakan tingginya status sosial mereka.

Selain prosesi pemotongan hewan, Rambu Solo juga diwarnai dengan makbadong, tarian dan nyanyian mantra dalam bahasa Toraja kuno yang dilakukan para tetua adat. Ritual ini diyakini membantu memperlancar perjalanan arwah menuju alam roh.

Tradisi ini bisa berlangsung berhari-hari hingga berbulan-bulan, bahkan ada keluarga yang menunggu bertahun-tahun untuk menggelar Rambu Solo karena tingginya biaya yang dibutuhkan. Bagi masyarakat Toraja, pemakaman ini bahkan lebih penting dibandingkan pernikahan.

Selain prosesi adat, kuliner khas seperti papiung—daging babi yang dimasak dalam bambu dengan bumbu tradisional—juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan.

Tak heran jika upacara Rambu Solo selalu menyedot perhatian wisatawan. Selain keunikannya, tradisi ini juga menjadi cermin bahwa bagi masyarakat Toraja, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah perjalanan menuju kehidupan abadi yang dirayakan dengan penuh penghormatan.

Rambu Solo bukan sekadar pemakaman, melainkan warisan budaya dunia yang terus hidup di tanah Toraja.( Michael Liu)

Tags

Artikel Terkait

Terkini