GAZA — Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kembali memburuk drastis. Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut melaporkan sedikitnya 40 orang tewas akibat tembakan pasukan Israel, termasuk 14 di antaranya adalah warga sipil yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan. Militer Israel menyebut bahwa mereka telah memberikan peringatan keras di area tersebut, yang diklaim sebagai zona tempur aktif, serta menyatakan bahwa sekelompok individu yang dicurigai menimbulkan ancaman terhadap pasukan IDF telah diidentifikasi.
Namun, saksi mata dan petugas medis di Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 50 orang tewas hanya dalam sehari, akibat serangan tank dan drone Israel di sekitar lokasi distribusi bantuan. Insiden ini disebut-sebut sebagai salah satu paling mematikan sejak rangkaian penyerangan dimulai.
Seorang perwakilan UNICEF, James Elder, yang baru saja keluar dari Gaza, mengungkapkan kesaksiannya yang menggambarkan betapa kritisnya kondisi kemanusiaan di wilayah itu. Dalam sebuah video emosional yang diunggahnya, Elder menceritakan pertemuannya dengan seorang perempuan yang kehilangan suami dan anak semata wayangnya. “Tatapan putus asa itu… Saya tak tahu harus berkata apa lagi di hadapan rasa sakit seperti ini,” ujarnya.
Kelaparan dan Krisis Air Bersih
Selain korban akibat kekerasan bersenjata, Gaza juga menghadapi ancaman kelaparan dan krisis air bersih yang ekstrem. Menurut Elder, lebih dari 100 hari Gaza tidak mendapatkan pasokan bahan bakar, yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan pompa air dan instalasi desalinasi. “Anak-anak mulai meninggal akibat kehausan. Mereka terpaksa meminum air asin bercampur limbah. Kami belum pernah menyaksikan kondisi seperti ini sebelumnya,” tuturnya.
James Elder juga menceritakan kisah tragis seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, Abdul Rakman, yang tewas setelah berusaha mencari roti untuk keluarganya. Ia terkena serpihan peluru tank saat berada di sekitar lokasi distribusi bantuan. “Anak ini meninggal saat saya masih di sana. Tidak ada obat pereda nyeri, tidak ada opsi evakuasi medis, hanya penderitaan,” kenangnya.
Ancaman Geopolitik Baru
Di tengah tragedi ini, perhatian dunia justru mulai teralihkan ke ketegangan baru di kawasan Timur Tengah, menyusul memanasnya konflik antara Israel dan Iran. Elder mengkhawatirkan bahwa eskalasi geopolitik tersebut berpotensi mengabaikan situasi Gaza yang kian kritis.
BBCnews
Artikel Terkait
Menjelajah Bali yang Sesungguhnya: Kisah Perjalanan Camper Van dari Prancis ke Pulau Dewata
Bom Perang Dunia II Ditemukan di Nagoya, Jepang: 1.800 Warga Dievakuasi
Kecelakaan Pesawat di Southend Airport, Inggris: Api Besar dan Asap Hitam Membumbung
Liverpool Menang 3-1 di Laga Penuh Emosi, Kenang Diego dan Andre Silva