Gelombang politik baru tengah mengguncang Amerika Serikat, berpusat di kota New York. Sosok muda berusia 34 tahun keturunan India dan beragama Islam—yang disebut-sebut sebagai Zoran Tani—menjadi perhatian nasional setelah kampanyenya yang berani menantang sistem politik lama menarik simpati luas di kalangan kelas pekerja. Jika terpilih, ia akan menjadi politisi pertama dari komunitas India sekaligus Muslim yang menjabat sebagai wali kota New York.
Fenomena yang dijuluki “Tani Fever” ini bahkan menarik perhatian Presiden Donald Trump. Dalam pidatonya, Trump menolak gagasan memberikan dana federal lebih besar untuk kota-kota dengan kebijakan sosialis, menyebutnya “pemborosan tanpa hasil.” Namun, bagi banyak warga kelas pekerja, Tani menawarkan harapan baru di tengah inflasi dan kesenjangan sosial yang kian melebar.
Platform politik Tani mengusung kebijakan sosialis progresif seperti:
Pembekuan kenaikan harga sewa, Pendidikan anak usia dini dan transportasi publik gratis,
Pendirian supermarket milik publik,
Pembiayaan program melalui kenaikan pajak penghasilan dan pajak korporasi bagi kalangan kaya.
Kebijakan itu mendapat dukungan dari tokoh-tokoh sayap kiri seperti Bernie Sanders, dan hasil survei terakhir menunjukkan Tani unggul lebih dari 10 poin atas pesaing utamanya.
Bagi warga seperti Saida Barker, seorang guru sekolah dan ibu tunggal asal Kolombia yang telah tinggal 22 tahun di New York, dukungan terhadap Tani adalah bentuk perlawanan terhadap tekanan ekonomi. “Pendapatan saya tidak lagi sebanding dengan biaya hidup. Saya tidak miskin, tapi juga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar,” ujarnya.
Kaum pekerja dan kelas menengah yang selama ini merasa terjepit oleh inflasi menjadi basis dukungan utama gerakan Tani. Para relawan kampanye pun gencar melakukan kunjungan dari pintu ke pintu untuk memperkuat dukungan di wilayah padat penduduk.
Jika Tani berhasil meraih kemenangan besar di New York, pengamat politik menilai gelombang kebijakan sosialis ini dapat memengaruhi arah strategi Partai Demokrat menjelang pemilu paruh waktu tahun depan, sekaligus menjadi ujian besar bagi kekuatan politik progresif di Amerika Serikat.
Hasil resmi pemilihan diperkirakan akan diumumkan besok sore waktu Jepang, yang akan menjadi penentu apakah New York benar-benar menjadi panggung lahirnya era baru dalam politik Amerika.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo dan PM Albanese Umumkan Perjanjian Keamanan Baru Australia–Indonesia di Kapal HMAS Canberra
RM Yakinkan Fans: BTS Siap Comeback 2026, Album Baru Disebut “Luar Biasa”
Promotor Johnson: Konser 30 Tahun Opick Adalah Berkah, Karya Spiritual yang Menyentuh Semua Kalangan
Prambanan Jazz Festival Masuk Nominasi Indonesian Music Awards 2025, Anas Syahrul Alimi: “Langkah Penting bagi Ekosistem Musik Tanah Air”