Antananarivo, Madagaskar – Situasi politik di Madagaskar memanas setelah militer mengambil alih kendali negara dan parlemen resmi memakzulkan Presiden Andry Rajoelina pada Rabu malam (15/10). Langkah dramatis ini terjadi di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.
Menurut laporan langsung dari ibu kota Antananarivo, pasukan CAPSAT, unit elit militer yang dipimpin Kolonel Mika Rani Jinina, mengumumkan bahwa mereka kini menguasai pemerintahan dan seluruh institusi negara, kecuali Majelis Rendah (Dewan Nasional).
“Kami telah mengambil alih kekuasaan dan menjaga stabilitas negara,” ujar Kolonel Rani Jinina di depan kompleks istana kepresidenan.
Parlemen Resmi Makzulkan Rajoelina
Sementara itu, di parlemen, mayoritas anggota Majelis Nasional memberikan suara untuk memakzulkan Presiden Rajoelina dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang, korupsi, dan penggunaan dana negara untuk kepentingan pribadi. Hanya satu anggota yang abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Langkah itu kini akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi, yang memiliki wewenang untuk memutuskan sah atau tidaknya pemakzulan tersebut. Sumber oposisi menyebut, lembaga itu kemungkinan besar akan mengesahkan keputusan parlemen.
Secara konstitusional, Presiden Senat seharusnya menjadi pelaksana tugas presiden hingga pemilu baru diadakan, namun hingga saat ini belum ada kepastian siapa yang akan memimpin pemerintahan sementara.
Gelombang Unjuk Rasa Dipimpin Generasi Muda
Kerusuhan di Madagaskar dipicu oleh protes besar kalangan muda (Gen Z) yang menuntut pengunduran diri Rajoelina atas korupsi, kemiskinan, dan minimnya layanan publik. Demonstrasi yang dimulai secara damai dalam beberapa pekan terakhir sempat berubah menjadi bentrokan di ibu kota.
Banyak pengunjuk rasa menyambut baik langkah militer mengambil alih kekuasaan.
“Yang penting Rajoelina pergi. Setelah 16 tahun, dia tidak pernah membawa perubahan,” ujar salah seorang pemuda di Antananarivo.
Rajoelina Kabur ke Lokasi Aman
Presiden Rajoelina dikabarkan melarikan diri ke lokasi rahasia untuk alasan keamanan. Dalam siaran langsung di Facebook pada Senin malam, ia mengaku berada di tempat aman namun tidak mengonfirmasi apakah dirinya masih berada di Madagaskar.
Sumber-sumber diplomatik menyebut, Rajoelina kemungkinan telah meninggalkan negara tersebut.
Menariknya, unit militer CAPSAT yang kini menggulingkannya adalah unit yang sama yang dulu membawa Rajoelina ke tampuk kekuasaan melalui kudeta tahun 2009.
Krisis Konstitusional dan Ketidakpastian Politik
Dengan presiden yang lengser dan pemerintahan yang dibubarkan, Madagaskar kini menghadapi kekosongan kekuasaan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional atas stabilitas negara kepulauan di Samudra Hindia tersebut.
Masyarakat internasional, termasuk Uni Afrika dan PBB, diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan resmi dalam waktu dekat terkait perkembangan cepat ini.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo dan PM Albanese Umumkan Perjanjian Keamanan Baru Australia–Indonesia di Kapal HMAS Canberra
RM Yakinkan Fans: BTS Siap Comeback 2026, Album Baru Disebut “Luar Biasa”
Promotor Johnson: Konser 30 Tahun Opick Adalah Berkah, Karya Spiritual yang Menyentuh Semua Kalangan
Prambanan Jazz Festival Masuk Nominasi Indonesian Music Awards 2025, Anas Syahrul Alimi: “Langkah Penting bagi Ekosistem Musik Tanah Air”