Washington, D.C. — Setelah dua tahun perang yang menghancurkan, Presiden Donald Trump pada Jumat pagi mengumumkan langkah bersejarah menuju perdamaian di Timur Tengah. Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, Trump menyebut perkembangan ini sebagai “lebih dari sekadar Gaza,” menegaskan, “Ini adalah perdamaian di Timur Tengah, dan ini hal yang luar biasa.”
Trump menyatakan bahwa tahap pertama dari rencana perdamaian Israel–Hamas telah resmi disepakati setelah berbulan-bulan negosiasi tegang. Dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menulis bahwa Hamas akan membebaskan seluruh sandera dalam waktu dekat, termasuk jenazah mereka yang telah meninggal.
“Kami pikir mereka semua akan pulang pada hari Senin,” ujar Trump. “Itu termasuk yang gugur. Ini adalah langkah awal menuju perdamaian yang kuat dan abadi.”
Sebagai imbalannya, Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati, menjadi tanda dimulainya implementasi fase pertama kesepakatan tersebut.
Negosiasi yang Melelahkan dan Diplomasi Rahasia
Pengumuman ini datang hanya sehari setelah pertemuan di Gedung Putih yang sempat diwarnai momen menarik — Menteri Luar Negeri Marco Rubio terlihat menyerahkan secarik catatan kepada Presiden, membisikkan sesuatu di telinganya. Fotografer berhasil menangkap tulisan tangan di catatan itu:
“Kita perlu Anda menyetujui posting Truth Social segera agar bisa mengumumkan kesepakatan lebih dulu.”
Beberapa menit kemudian, Trump memang langsung mengunggah pengumuman resmi, menegaskan bahwa Amerika Serikat “berhasil memediasi kesepakatan damai terbesar dalam dua dekade terakhir.”
Kesepakatan ini difasilitasi oleh mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki, serta tim utusan khusus yang dipimpin oleh Steve Witkoff dan Jared Kushner, menantu Trump yang juga berperan penting dalam Abraham Accords tahun 2020.
Reaksi Dunia dan Keluarga Sandera
Video yang dibagikan Gedung Putih menunjukkan keluarga para sandera berbicara langsung dengan Trump dan Menteri Perdagangan. Dengan wajah penuh haru, salah satu anggota keluarga berkata:
“Terima kasih. Mereka semua akan pulang pada hari Senin.”
Di Israel, suasana serupa penuh kegembiraan. Saudari salah satu sandera bahkan terlihat membuka sampanye untuk merayakan kabar pembebasan.
Menurut laporan terakhir, terdapat 48 sandera yang masih ditahan, dengan 28 di antaranya telah dikonfirmasi meninggal dunia.
Dua Tahun Perang yang Menghancurkan
Kesepakatan ini terjadi tepat dua tahun setelah serangan Hamas terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya. Serangan balasan Israel menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, termasuk 20.000 anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Gambar satelit menunjukkan kerusakan total di Jalur Gaza, dengan hampir seluruh penduduknya mengungsi dan bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Jalan Menuju Perdamaian Masih Panjang
Trump, yang baru-baru ini mempresentasikan rencana perdamaian 20 poin bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa kesepakatan ini adalah “tahap pertama dari proses panjang menuju perdamaian abadi.”
Ia juga memperingatkan bahwa jika Hamas menolak implementasi kesepakatan, maka “neraka akan pecah kembali.”
Kini, seluruh mata dunia tertuju pada langkah berikutnya: apakah kesepakatan ini akan benar-benar mengakhiri perang, atau sekadar jeda sementara di tengah konflik panjang?
Rencana Kunjungan ke Timur Tengah
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia berencana untuk berkunjung ke Israel dalam beberapa hari ke depan, atas undangan Netanyahu. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan untuk mengunjungi Gaza, sesuatu yang belum pernah dilakukan presiden Amerika mana pun.
“Ini adalah hari besar bagi perdamaian,” ujar Trump. “Kita telah melalui kegelapan, tetapi sekarang ada cahaya di ujung terowongan.”
Meski penuh pujian dan harapan, para pengamat menilai tantangan politik dan keamanan masih besar — mulai dari implementasi di lapangan hingga potensi reaksi dari kelompok militan lain di kawasan. Namun, untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, dunia kembali berbicara tentang satu hal yang sama: harapan akan perdamaian.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo dan PM Albanese Umumkan Perjanjian Keamanan Baru Australia–Indonesia di Kapal HMAS Canberra
RM Yakinkan Fans: BTS Siap Comeback 2026, Album Baru Disebut “Luar Biasa”
Promotor Johnson: Konser 30 Tahun Opick Adalah Berkah, Karya Spiritual yang Menyentuh Semua Kalangan
Prambanan Jazz Festival Masuk Nominasi Indonesian Music Awards 2025, Anas Syahrul Alimi: “Langkah Penting bagi Ekosistem Musik Tanah Air”