Sidoarjo – Tim penyelamat terus berupaya mengevakuasi siswa yang masih terjebak di reruntuhan bangunan sekolah yang ambruk di Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa tragis yang terjadi pada Senin (30/9/2025) ini menyebabkan tiga siswa meninggal dunia, sementara sedikitnya 99 orang dilarikan ke rumah sakit.
Hingga Selasa (1/10), sekitar 38 orang dilaporkan masih terjebak di bawah puing-puing bangunan tiga lantai yang roboh saat tengah ditambahkan lantai keempat. Proses evakuasi berlangsung sangat sulit karena tumpukan beton berat yang saling menimpa, menyisakan celah sempit bagi tim SAR untuk masuk.
“Kami mendengar suara salah satu korban yang masih bisa berteriak minta tolong. Namun, keselamatan tetap harus diutamakan karena kondisi bangunan tidak stabil dan berisiko runtuh kembali,” kata salah satu pimpinan tim pencarian dan penyelamatan.
Keluarga korban menunggu dengan cemas di sekitar lokasi, berharap ada kabar baik. Salah satunya, Abdullah Arif, yang sejak kemarin mencari keponakannya, Rossi (13).
“Saya sudah mencari seharian sampai menangis. Saya hanya berharap dia masih bisa diselamatkan,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sekolah yang ambruk ini merupakan pondok pesantren berusia lebih dari seabad dan menjadi pusat pendidikan penting bagi masyarakat sekitar. Tragedi ini memunculkan pertanyaan besar tentang standar keselamatan pembangunan gedung-gedung pendidikan di Indonesia, khususnya pondok pesantren yang banyak berdiri di daerah.( BBC )
Artikel Terkait
Presiden Prabowo dan PM Albanese Umumkan Perjanjian Keamanan Baru Australia–Indonesia di Kapal HMAS Canberra
RM Yakinkan Fans: BTS Siap Comeback 2026, Album Baru Disebut “Luar Biasa”
Promotor Johnson: Konser 30 Tahun Opick Adalah Berkah, Karya Spiritual yang Menyentuh Semua Kalangan
Prambanan Jazz Festival Masuk Nominasi Indonesian Music Awards 2025, Anas Syahrul Alimi: “Langkah Penting bagi Ekosistem Musik Tanah Air”