Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 10 Tokoh Bangsa Telah dibuka Grace Cafe dan Resto di Jalan Kemang X Jakarta Selatan Toko Obat Mutiara Sakti, ITC Permata Hijau Jakarta Selatan

Donkervoort F22: “Lotus Seven” dari Semesta Paralel dengan DNA Hypercar

- Kamis, 11/09/2025
 Donkervoort F22: “Lotus Seven” dari Semesta Paralel dengan DNA Hypercar
Dari Lotus Seven ke Donkervoort F22

Belanda menghadirkan interpretasi liar dari Lotus Seven klasik. Jika di Inggris mobil legendaris itu bertahan dengan filosofi puristis lewat Caterham, maka Donkervoort di Belanda memilih jalur berbeda. Hasilnya? Donkervoort F22 — roadster ekstrem yang menggabungkan teknologi motorsport papan atas dengan warisan Colin Chapman.

Dari Lotus Seven ke Donkervoort F22

Didirikan pada 1978 oleh Joop Donkervoort, brand ini berawal dari impor Lotus Seven ke Belandasebelum mengembangkan model sendiri. Tradisi penamaan mobil pun sarat makna keluarga: S8 “Amber” (putri), D8 “Denis” (putra), hingga kini F22 “Felippa” (cucu). Jadi, F22 bukan kode jet tempur, melainkan representasi generasi baru Donkervoort di bawah kepemimpinan Denis Donkervoort.

Mesin Audi Lima Silinder, 493 HP

Sejak 1999, Donkervoort menggandeng Audi sebagai pemasok mesin. F22 mengandalkan 2.5 liter turbocharged 5-silinder versi iron block, dituning oleh ABT dengan piston, conrods, exhaust, dan ECU baru.

Tenaga: 493 hp

Torsi: 640 Nm

Bobot: hanya 750 kg

0–100 km/jam: 2,5 detik

Performa ini menempatkan F22 sejajar dengan hypercar, meski tetap mengusung filosofi lightweight ala Lotus.

Teknologi Karbon “Ex-Core”

Keunggulan F22 bukan hanya tenaga, tapi juga teknologi sasis. Donkervoort mengembangkan Ex-Core, metode produksi carbon fiber inovatif yang kini dipakai Toyota Gazoo Racing (WRC & Le Mans) serta tim Formula 1.

Hasilnya, torsional stiffness melonjak ke 58.000 Nm/°, setara level Koenigsegg. Platform superrigid ini dipadukan dengan suspensi TracTive adjustable, ABS balap, dan power steering elektrik dari EZ Steering.

Desain Lebih Modern, Lebih Nyaman

Berbeda dengan Caterham yang sempit dan puristis, F22 dibuat untuk orang Belanda yang terkenal tinggi. Kabinnya lebih lapang, atap hardtop bisa dilepas, ada AC, heated seats, hingga digital screen. Tingginya 6’10” pun masih bisa duduk nyaman.

Dari luar, F22 tampil garang layaknya “baby Batmobile”. Desain ini menegaskan bahwa Donkervoort ingin mobilnya tampil bukan sekadar track toy, melainkan street-legal hypercar.

Handling: Ringan, Tajam, tapi Tetap “Seven”

Dengan bobot super ringan, F22 mampu mencatat cornering hingga 2,3G. Menariknya, meski memakai ban semi-slick buatan khusus Nankang, mobil tetap memberi feedback alami di jalan basah.

Donkervoort berhasil menjaga DNA Lotus Seven: ringan, responsif, dan tetap komunikatif, meski dengan tenaga dan grip jauh di atas aslinya.

Harga: Mahal tapi Masuk Akal?

Donkervoort F22 dibanderol sekitar £300.000 (Rp 6 miliar lebih). Angka fantastis untuk keturunan Lotus Seven, tapi relatif “terjangkau” bila dibandingkan hypercar eksklusif dengan performa serupa.

Kesimpulan

Donkervoort F22 adalah Lotus Seven versi hypercar dari realitas alternatif: tetap ringan, tetap menyenangkan, namun kini dengan kekuatan monster, teknologi Formula 1, dan kenyamanan modern.

Jika Caterham mempertahankan kesederhanaan, Donkervoort memilih jalan berbeda—dan hasilnya, F22 bukan sekadar homage, melainkan evolusi radikal dari legenda ringan asal Inggris.( Hagerty )

Tags

Artikel Terkait

Terkini