WASHINGTON — Ketegangan di Jalur Gaza dan ancaman Iran terhadap stabilitas kawasan diperkirakan menjadi pokok pembahasan dalam pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung pekan depan. Hal ini diungkapkan mantan Duta Besar Israel untuk AS, Michael Orin, dalam wawancara eksklusif di sebuah program berita internasional.
Menurut Orin, pertemuan kedua tokoh tersebut diperkirakan akan membahas berbagai isu strategis, mulai dari kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Gaza hingga langkah yang akan diambil terhadap upaya Iran membangun kembali fasilitas nuklirnya.
“Isu utama di sini adalah apakah Amerika bersedia mendukung Israel untuk bertindak jika gencatan senjata dilanggar, baik oleh Hamas di Gaza maupun oleh rezim di Iran,” ujar Orin.
Gencatan Senjata di Gaza Masih Tarik Ulur
Hingga saat ini, negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas belum mencapai titik temu. Israel, kata Orin, bersedia menyepakati jeda pertempuran dengan imbalan pembebasan sejumlah sandera. Namun, Tel Aviv menolak permintaan Hamas yang ingin menjadikan gencatan senjata sebagai akhir permanen dari perang.
“Israel ingin mempertahankan hak untuk melanjutkan operasi militer setelah gencatan senjata berakhir, sementara Hamas menginginkan perang dihentikan total agar bisa keluar dari persembunyian dan membangun kembali kekuatannya,” jelasnya.
Di sisi lain, Orin juga mengungkapkan adanya tekanan dari sebagian kalangan di Israel yang mendesak pemerintah agar menyetujui gencatan senjata tanpa batas waktu demi menyelamatkan para sandera, meskipun dengan risiko membiarkan Hamas tetap bercokol di Gaza.
Iran, Ancaman yang Terus Mengintai
Selain Gaza, isu Iran juga diprediksi menjadi topik sensitif dalam pertemuan Netanyahu-Trump. Menurut Orin, meskipun sejumlah fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan, ada kekhawatiran Teheran akan mencoba membangun kembali persenjataan strategisnya.
“Pertanyaannya adalah, apakah Amerika akan bereaksi jika Iran mulai membangun kembali fasilitas nuklir atau mempersenjatai proksinya di kawasan? Dan apakah Washington akan membiarkan Israel bertindak?” kata Orin.
Ia juga memperingatkan bahwa meski saat ini Israel telah meraih sejumlah kemenangan taktis di Gaza dan Lebanon, ancaman strategis tetap ada selama Iran dan sekutunya di kawasan belum sepenuhnya dilumpuhkan.
Trump Masih Ingin Bangun ‘Riviera Gaza’
Menariknya, Orin mengklaim bahwa sumbernya di Washington menyebut Trump belum meninggalkan gagasan lamanya untuk mengubah Gaza menjadi kawasan resor di tepi Laut Mediterania, meski situasi di lapangan masih jauh dari stabil.
“Saya pikir jelas bahwa baik perdana menteri maupun presiden ingin melihat berakhirnya pertempuran, tapi itu tak bisa terjadi tanpa memastikan Hamas dan proksi Iran tak bisa berkumpul kembali dan mempersenjatai diri,” pungkas Orin.
Pertemuan Netanyahu dan Trump pekan depan diperkirakan akan menjadi momentum penting yang dapat menentukan arah diplomasi Timur Tengah ke depan, di tengah tekanan global dan krisis kemanusiaan yang masih terus berlangsung di Gaza.
Artikel Terkait
Menjelajah Bali yang Sesungguhnya: Kisah Perjalanan Camper Van dari Prancis ke Pulau Dewata
Bom Perang Dunia II Ditemukan di Nagoya, Jepang: 1.800 Warga Dievakuasi
Kecelakaan Pesawat di Southend Airport, Inggris: Api Besar dan Asap Hitam Membumbung
Liverpool Menang 3-1 di Laga Penuh Emosi, Kenang Diego dan Andre Silva