Mariah Carey Siap Guncang Indonesia Lewat Konser “The Celebration of Mimi” Oktober 2025 Telah dibuka Grace Cafe dan Resto di Jalan Kemang X Jakarta Selatan Toko Obat Mutiara Sakti, ITC Permata Hijau Jakarta Selatan

Trans 7 Lewat Program “KEPO” Kupas Tuntas Praktik Gorengan dan Minuman dari Bahan Busuk yang Meresahkan Warga

- Kamis, 26/06/2025
 Trans 7  Lewat Program “KEPO” Kupas Tuntas Praktik Gorengan dan Minuman dari Bahan Busuk yang Meresahkan Warga
Dok Trans 7

Jakarta, 26 Juni 2025 — Di tengah derasnya arus informasi dan fenomena viral di media sosial, program “KEPO” hadir untuk menghadirkan sudut pandang berbeda terhadap berbagai peristiwa unik dan kontroversial yang menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Tak sekadar menyajikan informasi, KEPO juga menggali sisi lain dari sebuah peristiwa dengan menghadirkan investigasi mendalam serta wawancara eksklusif bersama para narasumber terkait.

Dalam episode terbarunya, Trans7 dengan tema”KEPO” akan membahas topik yang cukup mengejutkan sekaligus memprihatinkan, yaitu tentang praktik ‘Gorengan dari Sayuran Busuk’. Episode ini mengungkap kisah seorang lansia yang terpaksa memanfaatkan sayuran tak layak konsumsi, yang diambil dari tempat sampah para pedagang sayur, untuk dijadikan bahan gorengan. Tanpa mengeluarkan modal sepeserpun, sang lansia mampu meraup keuntungan hingga Rp30 ribu per hari demi menyambung hidup.

“Kami ingin masyarakat melihat dari dua sisi — ada keresahan atas keamanan pangan, namun di balik itu ada realitas sosial tentang perjuangan hidup di tengah keterbatasan,” ujar tim produksi KEPO.

Selain itu, KEPO juga mengangkat kasus ‘Es Kobok dari Buah Busuk’. Praktik nakal ini dilakukan oleh seorang pria yang mengolah buah-buahan busuk hasil buangan pedagang di pasar menjadi minuman es segar yang dijual ke masyarakat. Lebih parahnya, pelaku menambahkan pewarna pakaian dan biang gula untuk menyamarkan aroma busuk sekaligus mempercantik tampilan minuman. Dari bisnis ilegal ini, pelaku diketahui bisa meraup keuntungan hingga belasan juta rupiah per bulan.

Kasus-kasus seperti ini menjadi sorotan karena tidak hanya membahayakan kesehatan konsumen, tetapi juga memperlihatkan kondisi sosial ekonomi yang memaksa sebagian orang bertindak nekat. Melalui tayangan ini, KEPO berupaya memberikan gambaran utuh tentang kondisi di balik layar, sekaligus edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada dalam memilih makanan dan minuman.

“KEPO bukan sekadar program investigasi, tapi juga wadah untuk memahami latar belakang sosial dari sebuah fenomena viral yang kadang kita lihat hanya di permukaan,” imbuh produser acara.

Episode spesial ini diharapkan bisa menjadi bahan refleksi sekaligus peringatan bagi masyarakat tentang pentingnya keamanan pangan serta dampak dari kesenjangan sosial yang masih terjadi di sekitar kita.

Program “KEPO” tayang eksklusif setiap pekan di Trans7.

Tags

Artikel Terkait

Terkini