Jakarta — Sutradara Wisnu Surya Pratama kembali hadir ke layar lebar lewat film terbarunya berjudul Kampung Jabang Mayit. Film bergenre horor ini resmi merilis poster dan trailer perdananya di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Yang menarik, film ini menawarkan pendekatan horor yang berbeda dari kebanyakan film sejenis di Indonesia.
Dalam sesi jumpa pers, Wisnu bercerita bagaimana proyek ini bermula dari obrolan santai bersama sahabatnya, Azizio. “Kami saling panggil ‘Bung’, kayak pejuang hidup. Waktu itu saya ditawari cerita dari teman-teman Kampung Jabang Mayit dan Kucing Hitam, langsung tertarik karena isunya abu-abu tapi sangat penting: soal aborsi,” ungkap Wisnu.
Berbeda dari horor konvensional yang kerap bermain dengan suasana malam, Kampung Jabang Mayitjustru mengambil 80 persen setting di siang hari. Menurut Wisnu, tantangan ini justru menjadi pemicu adrenaline tersendiri baginya sebagai sutradara. “Kalau filmmaker ketemu tantangan tuh kayak dapat semangat baru. Horor siang hari ini buat saya sesuatu yang fresh,” tambahnya.
Lebih jauh, Wisnu juga menyebut bahwa film ini tidak menggunakan identitas etnik tertentu. Dialog para pemain dibiarkan mengalir sesuai logat keseharian mereka tanpa diatur khusus. Selain itu, film ini turut melibatkan seniman-seniman lokal berbakat, seperti koreografer tari dan musisi Tegal, Cahwati, yang menciptakan lagu-lagu khusus untuk film ini.
Dari sisi teknis, Kampung Jabang Mayit dikerjakan oleh tim kru yang sudah lama menjadi sahabat Wisnu, mulai dari DOP Hujel Bosat, wardrobe oleh Retno Ratleh Damayanti (pemenang 5 Piala Citra), hingga pengarah musik Krishna Purna. “Buat saya, film ini proyek menyenangkan karena akhirnya bisa kerja bareng sahabat-sahabat lama dan orang-orang berbakat yang luar biasa,” kata Wisnu.
Dibintangi oleh Atiqah Hasiholan, Ersya Aurelia, Buki Ratwel, dan Monica Rajele, film ini siap menghadirkan ketegangan yang tidak biasa. Lebih dari sekadar kemunculan makhluk menyeramkan, Wisnu ingin menyoroti horor kehidupan masing-masing karakter. “Hidup itu horor, hidupnya Weda, Nito, Bagas, Rini — itu yang menyeramkan. Dan itu yang saya tampilkan di film ini,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Ustaz Derry Sulaiman Puji Nuansa Keraton Jawa dan Kehadiran Para Ulama Acara Ngunduh Mantu Alyssa
Imrul Hassan Resmi Tinggalkan Summer House Usai Satu Musim, Sampaikan Pesan Hangat untuk Penggemar
Arya Novanda Rilis Tribute to Freddie King & Eric Clapton, Suguhkan Nuansa Blues Otentik di Tengah Era Digital
MentariTV Fest Ceria 2025 Kembali Hadir, Siap Meriahkan Libur Sekolah dengan Tema “Animal Funland”