Mariah Carey Siap Guncang Indonesia Lewat Konser “The Celebration of Mimi” Oktober 2025 Telah dibuka Grace Cafe dan Resto di Jalan Kemang X Jakarta Selatan Toko Obat Mutiara Sakti, ITC Permata Hijau Jakarta Selatan

Hiroaki Kato Tanggapi Kebijakan Barak Militer untuk Siswa Nakal di Jawa Barat, Bandingkan dengan Sistem Pendidikan di Jepang

- Senin, 12/05/2025

Jakarta — Musisi sekaligus presenter asal Jepang, Hiroaki Kato, ikut menanggapi kebijakan unik yang tengah ramai diperbincangkan di Tanah Air. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memasukkan para siswa yang berperilaku nakal ke dalam barak militer. Tujuannya tak lain untuk membina kedisiplinan dan membentuk karakter generasi muda.

Saat ditanya pandangannya terkait kebijakan tersebut, Hiroaki menyebut langkah itu menarik dan bisa menjadi cara baru dalam mendidik anak-anak yang sulit diatur. Ia pun membandingkannya dengan sistem pendidikan di Jepang, di mana terdapat sekolah-sekolah militer yang diperuntukkan bagi lulusan SMA yang memang memilih karier di dunia kemiliteran, maupun bagi mereka yang perlu pembinaan lebih tegas.

“Di Jepang itu ada sekolah militer, biasanya setelah SMA, dan memang yang masuk ke sana biasanya memang pilihan. Tapi kalau anak-anak yang agak sulit diatur juga ada yang dikirim ke situ. Sistemnya lebih ketat, aturannya disiplin sekali,” ujar Hiroaki ditemui dalam persiapan main bola dengan Selebriti FC di Lapangan B Senayan, Jakarta, Senin ( 12/5/2025).

Meski begitu, menurutnya, kenakalan remaja adalah hal yang wajar terjadi di mana pun, termasuk di Jepang. Hiroaki bercerita bahwa saat masa sekolah dulu, terutama di tingkat SMP, banyak juga remaja di Jepang yang membentuk geng, kebanyakan identik dengan motor dan perkelahian antardaerah. “Nakal itu pasti ada, tapi mungkin skalanya enggak sebesar di Indonesia. Tapi kalau soal geng motor, berantem antar daerah, itu di Jepang juga ada,” ungkapnya.

Ketika ditanya soal bentuk hukuman di sekolah Jepang, Hiroaki menyebut bahwa tindakan disipliner di sana bisa cukup tegas. Mulai dari membersihkan toilet, hingga dikeluarkan dari sekolah jika melakukan pelanggaran berat. Namun, ia menekankan bahwa pendidikan di Jepang juga tetap harus melibatkan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua.

Menurut Hiroaki, gagasan Gubernur Dedi Mulyadi bisa menjadi alternatif yang menarik, asalkan dilakukan dengan pendekatan yang tepat. “Kalau memang tujuannya untuk membentuk karakter lebih baik, ya itu bagus. Anak-anak memang butuh diarahkan, apalagi sekarang banyak orang tua yang kadang menyerahkan sepenuhnya ke sekolah. Harus kerja sama juga,” tutup Hiroaki.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebelumnya pernah mewacanakan program pembinaan di barak militer bagi para siswa bermasalah dengan harapan dapat membentuk karakter kedisiplinan dan nasionalisme sejak dini.

Tags

Artikel Terkait

Terkini